Kehendak Perubahan Harus Dimenangkan...!

"Masalah yang dihadapi bangsa ini bersifat fundamental dan radikal, yakni pudarnya kesadaran kebangsaan dan kacaunya pemahaman kedaulatan rakyat dalam sistem kenegaraan kita. Oleh sebab itu penyelesaiannya mutlak bersifat fundamental dan radikal pula
"

Senin, 11 Juli 2011

Ramalan Spiritual bagi Rizal Ramli

JAKARTA,KEDAULATANNEWS-Apa yang ditulis oleh Mantan Menko Ekuin Rizal Ramli mengenai ‘’kriteria masyarakat perubahan’’ dan pemimpinnya (lihat/baca  teks di bawah ini), dinilai para budyawan, ahli Javanologi dan aktivis, sangat jelas ada dalam khasanah para pendahulu kita bahkan pada awal 1900-an. Sebuah ramalan  seorang spiritualis mengatakan sebagai berikut :

1. Sesotyaning tanah Jawa. Oncat embananeki, owahing kang tata cara, golongan patang prakawis, aluluh dadi siji angrasuk kasudranipun, nagara tanpa tata, mung ngluru kasil pribadi, tingalira tumuju salak rukma.

Bila diterjemahkan bebas dalam bahasa Indonesia menjadi : Seluruh Indonesia, pada berbenah (ini merupakan gambaran kebutuhan transformasi), membetulkan tata cara, golongan empat perkara, meluluh menjadi satu merasuk kepada rakyat kecil, negara tanpa aturan, hanya menguntungkan diri pribadi, kelihatannya tujuannya salah dari pelaksanaannya.
Jadi sudah terjadi proses pengingkaran dari tujuan reformasi ke pelaksanaannya.

2. Kusuma taruna tama, mbeg suci ngupala wening, linawuran dening Allah, wus mantun denya piningit, kinen anyapih sami, kang samya gung perang pupuh, lan nyirnaken durmala, mamalaning Nungsa Jawi, gya tumindak nglakoni pakoning Allah.

Bunga cinta perwira perkasa, membawa tugas suci mengaturkan hening, berbaluhkan singgasana Allah, sudah keluar dari tempat persembunyian, sudah diurus sama hasilnya, yang mendapatkan titah untuk menggelar perang pupuh, untuk menghapuskan kejahatan, yang menjadi bencana manusia Indonesia), untuk bertindak melakoni kehendak Allah.

Di sini digambarkan adanya sosok pribadi yg bergerak konsisten utk memerangi kondisi ini sebagai bagian dr lelakon yang dikehendaki Allah.

3. Ngrabaseng prang mung priyangga, prasasat tan ngadu jalmi prajurite mung sirolah, tutunggaleng langgeng eling, parandene kang san ara mangsah kabarubuh, duhaka tutumpesan, tan lami pan sirep sami, ginantyaning ing jaman kreta raharja.

Melaksanakan perang sendirian, tidak mengadu manusia prajuritnya hanya sirrullah, senjatanya selalu ingat, mengakibatkan semuanya musuh terkalahkan, yang durhaka pada di tumpas, tidak lama hanya tertidur oleh ilmu sirep, bergantinya zaman kaya sejahtera.

Artinya adalah bahwa dia berjalan secara sendiri dan menggunakan batin dan akalnya. Dia mampu memberikan pemahaman dan itulah kekuatan.

‘’Ini adalah sebuah harapan dan prakiraan kondisi saat ini. Semoga sosok tersebut adalah Rizal Ramli sendiri,’’ demikian Sasmito Hadinegoro,  mantan aktivis UGM dan Sekjen Asosiasi Pembayar Pajak Indonesia.



DR. Rizal Ramli & Presiden SBY


Kriteria Masyarakat Perubahan: Perspektif Rizal Ramli
Di tengah kecemasan dan keputus-asaan masyarakat dewasa ini atas praktik demokrasi kriminal di Indonesia, dimana korupsi  makin menggila (kasus Century, mafia hukum, mafia pajak) dan pemerintah gagal melayani kepentingan  rakyat, Indonesia perlu masyarakat baru yang pro-perubahan. Mantan Menko Perekonomian Dr Rizal Ramli melihat, sungguh  diperlukan masyarakat perubahan  (Society of Change) atau masyarakat baru untuk memimpin perubahan agar indonesia bisa menjadi negara maju yang rakyatnya sejahtera. Untuk itu, menurut Rizal Ramli kepada Rimanews, kemarin,  kriteria dari pemimpin dan masyarakat baru tersebut antara lain :

 Pertama, Masyarakat dan Pemimpinnya harus memiliki integritas, karakter & anti KKN
Masyarakat  baru dan  pemimpinnya  harus tegas,berani, berkarakter dan anti KKN. Dan hal tersebut harus dibuktikan dengan rekam jejaknya. Sudah terbukti bahwa kalau pemimpin selalu ragu-ragu maka akan banyak masalah-masalah besar yang tidak akan terselesaikan dan makin lama makin besar dan bisa membahayakan keutuhan bangsa

Kedua, Masyarakat dan Pemimpinnya harus punya visi dan kemampuan operasional
Masyarakat  baru dan  pemimpinnya harus punya visi,tujuan-tujuan perjuangan,prinsip-prinsip dan kebijakan-kebijakan yang akan dibuat bilamana mau merubah indonesia. Tetapi visi tersebut bukan hanya tulisan-tulisan, pidato-pidato atau janji-janji dari pemimpinnya saja, namun masyarakat  juga harus mencermati apakah yang dijanjikan itu sesuai dengan tulisan-tulisan, sikap politik dan apa yang telah dilakukan di masa lalu. Sehingga rakyat tidak dibohongi dengan janji-janji manis calon pemimpin yang tidak akan dipenuhi kemudian hari.
 Selain itu, masyarakat  baru dan  pemimpinnya juga harus mempunyai kemampuan operasional, mewujudkan apa yang menjadi rencananya. Hal ini juga harus dibuktikan dengan kemampuan operasional pemimpin tersebut dimasa lalu. Hal ini sangat penting mengingat tidak banyak pemimpin yang pandai pidato, menulis dan wawancara tetapi sekaligus juga cakap bekerja mewujudkan pikiran-pikirannya.

 Ketiga, Masyarakat dan Pemimpinnya harus memperjuangkan kepentingan nasional & kesejahteraan rakyat.
Masyarakat  baru dan  pemimpinnya harus mempunyai komitmen dan keberanian untuk memperjuangkan kepentingan nasional dan kesejahteraan rakyat. Tidak mudah untuk melakukan hal itu karena banyak kepentingan internasional yang menekan indonesia agar kepentingan mereka bisa bergerak leluasa, mengeruk sumber daya alam dan memasarkan seluas-luasnya barang dan jasa mereka, mengingat pasar indonesia yang sangat besar. Kepentingan-kepentingan internasional di indonesia harus diatur agar selaras dengan kepentingan nasional kita dan agar juga memajukan kesejahteraan rakyat. Apabila kita tidak berani melakukan penyelarasan itu, maka perekonomian kita dikuasai oleh kepentingan internasional dan kesejahteraan rakyat kita akan semakin buruk.

 Keempat, Masyarakat dan Pemimpinnya harus mempunyai kepercayaan diri dan kredibilitas didunia internasional.
Masyarakat  baru dan  pemimpinnya di indonesia harus bisa bergaul di dunia internasional, bukan hanya demi pergaulan saja, tetapi untuk memperjuangkan kepentingan indonesia di forum-forum internasional. Oleh karena itu, pemimpin indonesia harus mempunyai kepercayaan diri dan kepercayaan dunia internasional agar perjuangannya efektif. Jangan pemimpin indonesia banyak pergi keluar negeri, tetapi tidak menghasilkan manfaat yang berarti bagi kepentingan dan kesejahteraan rakyat.

 Kelima, Masyarakat dan Pemimpinnya harus memiliki keberanian untuk menegakkan konstitusi, hak asasi manusia dan hukum tanpa pandang bulu :
 Konstitusi dan hak azasi manusia harus ditegakkan. Untuk itu perlu keberanian dan ketegasan
masyarakat  baru dan  pemimpinnya, karena misalnya dalam bidang ekonomi, konstitusi membatasi berlangsungnya pasar bebas yang ugal-ugalan karena hal tersebut akan membiarkan persaingan bebas antara usaha raksasa dengan usaha kecil yang pada akhirnya akan menggerus kesejahteraan rakyat. Akan banyak keberatan dari usaha-usaha raksasa dan perusahaan-perusahaan internasional apabila kita menegakkan ekonomi konstitusi, tetapi keberaan tersebut harus diselaraskan dengan kepentingan rakyat dan nasional indonesia.


 Demikian pula, masyarakat  baru dan  pemimpinnya harus menegakkan hak asasi manusia agar dapat meningkatkan perlindungan negara terhadap kebebasan beragama, kebebasan berpendapat, kebebasan berserikat dan meningkatkan kualitas hidup warga negara untuk hak mendapatkan pekerjaan dsb.
 Keenam, Masyarakat dan Pemimpinnya baru mempunyai sifat dan rekam jejak demokratis :

Sifat demokratis bisa tercermin jika sebelum mengambil keputusan untuk bertindak, pemimpin mendengarkan terlebih dahulu dari para staf, rekan kerja dan masyarakat. Pendapat itu akan dipertimbangkannya, baik yang menyetujui atau tidak menyetujui secara obyektif.

Masyarakat  baru dan  pemimpinnya yang demokratis juga tidak berkeberatan bila suatu saat dikoresi atau diingatkan oleh teman sekerja, staff dan masyarakat.

Sumber: http://www.rimanews.com/read/20110406/22916/ramalan-spiritual-bagi-rizal-ramli

Tidak ada komentar:

Posting Komentar