Kehendak Perubahan Harus Dimenangkan...!

"Masalah yang dihadapi bangsa ini bersifat fundamental dan radikal, yakni pudarnya kesadaran kebangsaan dan kacaunya pemahaman kedaulatan rakyat dalam sistem kenegaraan kita. Oleh sebab itu penyelesaiannya mutlak bersifat fundamental dan radikal pula
"

Rabu, 07 April 2010

Setelah masuk enam besar survei LSN, Rizal Ramli didukung Partai Kedaulatan. Siapa menyusul?


DUA pekan kemarin, Rizal Ramli mendapat dua kado istimewa. Kado pertama, namanya sukses masuk bursa calon presiden versi Lembaga Survei Nasional (LSN) pimpinan Umar S Bakry.

Dalam survei yang dirilis 25 Maret 2009, Rizal menempati urutan keenam dengan tingkat keterpilihan 3,2 persen. Rizal berada satu strip di bawah Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla yang meraih 3,3 persen dukungan responden. Menariknya, Rizal sukses mengalahkan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto dan Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir.

Kado kedua untuk Rizal datang seminggu kemudian di Rumah Perubahan. Apa kado kedua tersebut? Partai Kedaulatan menyatakan mendukung mantan Menko Perekonomian itu menjadi calon presiden. Tak tanggungtanggung, Rizal pun didaulat menjadi Ketua Majelis Pertimbangan Pusat (MPP) Partai Kedaulatan. Deklarasi pencalonan tersebut digelar di Rumah Perubahan, markas Rizal Ramli yang terletak di kawasan Panglima Polim Jakarta Selatan.

Partai Kedaulatan adalah partai bernomor urut 11. Partai ini dipimpin oleh Ibrahim Basrah, mantan pentolan tim sukses SBY di kawasan Sulawesi. Sebelumnya, Rizal juga didukung oleh Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (P3I) serta Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia (PNBK Indonesia). Sementara, di Partai Bintang Reformasi (PBR) Rizal masih bertarung dengan delapan nama lainnya, termasuk dengan Deddy “Naga Bonar” Mizwar.

Ketua Umum Partai Kedaulatan Ibrahim Basrah mengatakan, dukungan partainya kepada Rizal sudah melalui pertimbangan matang. “Konsep Pak Rizal Ramli sesuai dengan apa yang diinginkan Partai Kedaulatan,” kata Ibrahim. Ketika disinggung kenapa Partai Kedaulatan beralih mendukung Rizal padahal pada bulan Januari lalu mendukung Bugiakso, cucu Jenderal Soedirman, Ibrahim mengatakan, Bugiakso adalah calon pemimpin masa depan. Tapi, karena kelihatannya Bugiakso sudah mengurungkan niatnya, Partai Kedaulatan mencari figur lain.

“Beda dengan Pak Rizal Ramli, dia bergiat sesuai dengan konsepnya dia, kita sinkronkan dengan visi dan misi Partai Kedaulatan, nampaknya sejalan,” ujarnya.

Partai Kedaulatan pun mengaku sangat siap menyukseskan langkah Rizal ke Istana. Klaim Ibrahim, partainya memiliki kekuatan merata di hampir seluruh wilayah Indonesia. “Kita sistem gerilya, jadi orang tidak tahu.”

Dengan dukungan Partai Kedaulatan itu, Rizal tampaknya boleh sedikit berbangga. Tetapi, dia harus bisa mengumpulkan lebih banyak dari partai-partai lainnya agar syarat 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional bisa terpenuhi. Hal itu pula yang diminta oleh Ketua Umum PNBK Indonesia Erros Djarot.

“PNBK kan sudah berkomitmen tunggu sampai gimana Rizal Ramlinya. Kalau dia tidak sanggup ngumpulin partai lainnya, kalau tidak kan nggak ada gunanya. Jadi baru dari situ kita melangkah. Tetapi jangan kalau sudah komitmen, masak komitmen berubah-ubah, kan nggak bagus juga menurut etika politik.”

Hal senada disampaikan Ketua Umum P3I Daniel Hutapea. Kata Daniel, partainya tetap setia mendukung Rizal. Untuk memuluskan langkah Rizal, kata Daniel, tak ada jalan lain kecuali menjalin koalisi. P3I sendiri menargekan lolos parliamentary threshold.

Hingga kini, Rizal memang sedang serius menjalin komunikasi dengan 14 partai politik yang tergabung dalam Blok Perubahan. Bahkan, kata Rizal, seusai pemilu legislatif nanti, akan ada dua partai politik yang bergabung di blok ini. Meski demikian, Rizal mengaku bahwa tidak semua parpol yang bergabung di Blok Perubahan telah mendukungnya sebagai capres. “Ada 14 partai yang bergabung dalam Blok Perubahan, ada tujuh partai yang sudah resmi mendukung kami sebagai presiden, sisanya itu bagian dari Blok Perubahan.”

Juru bicara Rizal Ramli, Adhie M Massardi mengatakan, dukungan sejumlah parpol kepada Rizal terbangun karena kesamaan gagasan, bukan karena kemampuan membeli. Katanya, kekuatan yang dibangun Rizal akan membuat kerepotan capres yang didukung kekuatan neoliberal. Untuk lebih meringankan langkah, dalam waktu dekat Rizal juga bakal kembali bertemu dengan tokoh-tokoh yang sepemikiran dengannya, yakni Amien Rais dan Prabowo Subianto.

Kemampuan Rizal membangun koalisi dengan partai-partai baru dan partai gurem itu juga diacungi jempol oleh Direktur Eksekutif LSN Umar S Bakry. Tapi, Umar buruburu mengingatkan Rizal.

“Ada satu atau dua partai kecil atau partai baru yang sebenarnya mempunyai idealisme dan selaras dengan idealismenya Rizal Ramli. Tapi kadang-kadang idealisme mereka ini harus berhadapan dengan kepentingan finansial. Kepentingan finansial itu, mereka mau kampanye, mereka mau menyosialisasikan diri saat kampanye ini tidak punya ongkos. Kadang-kadang idealisme dilupakan, lebih baik cari ongkos ke capres-capres yang punya duit.”

Kini, semua terpulang ke Rizal Ramli. Mampukah dia menjaga agar partai-partai yang telah mendukungnya itu tidak masuk angin alias pindah ke lain capres? Cuma waktu yang bias menjawabnya.

■ Dzikry Subhanie, Immanuel T Sitanggang
(Sumber: Indonesia Monitor) http://nasional.kompas.com/read/2009/04/01/1846389/Partai.Kedaulatan.Usung.Rizal.Ramli.Sebagai.Capres.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar